Kasus HIV/AIDS di Kota Kupang Capai 2.539 Kasus, KPAD Prihatin Maraknya Prostitusi Anak Sekolah

IMG_20251022_125954

Kasus HIV/AIDS di Kota Kupang Capai 2.539 Kasus, KPAD Prihatin Maraknya Prostitusi Anak Sekolah

Klik-Infopol.com – Kupang, 22 Oktober 2025 | 10:45 WIB
Penulis: Andry Bria | Editor: Tim Klik-Infopol.com

Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus mengalami peningkatan. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Kupang mencatat sebanyak 2.539 kasus HIV/AIDS terjadi di wilayah Kota Kupang sejak Januari hingga September 2025.

> “Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Kupang hingga September 2025, tercatat 2.539 kasus HIV/AIDS di wilayah Kota Kupang,” ungkap Sekretaris KPAD Kota Kupang, Julius Tanggu Bore, kepada Klik-Infopol.com, Rabu (22/10/2025).

 

Menurut Julius, berbagai upaya telah dilakukan KPAD untuk menekan angka kasus HIV/AIDS, antara lain layanan mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang digelar setiap tiga bulan, pemberian PrEP (obat pencegahan HIV), serta sosialisasi di komunitas populasi kunci.

Namun, Julius menyampaikan keprihatinannya atas temuan praktik prostitusi yang mulai melibatkan pelajar, bahkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

> “Kami menemukan praktik prostitusi yang sudah merambah ke kalangan pelajar SMP. Hasil penelusuran kami menunjukkan jumlah sekolah yang terlibat lebih banyak dari yang diberitakan,” katanya.

 

Ia menambahkan, masih banyak remaja di Kota Kupang yang kurang memahami bahaya infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. Karena itu, KPAD mendorong Pemerintah Kota Kupang untuk mengeluarkan surat edaran resmi agar setiap sekolah wajib melaksanakan sosialisasi HIV/AIDS minimal satu kali setiap tahun.

> “Kami juga ingin KPAD diberi akses untuk masuk ke lingkungan pendidikan, agar bisa melakukan edukasi langsung,” ujarnya.

 

Selain di sekolah, Julius menyebut KPAD akan memperluas edukasi melalui gereja, kelompok kategorial, dan organisasi kemasyarakatan. Pihaknya juga tengah merancang pembentukan pendidik sebaya di semua sekolah, agar siswa bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Kami ingin ada kelompok siswa yang bisa menjadi pendidik sebaya, untuk memberi pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS di kalangan remaja,” jelas Julius.

 

Terpisah, Wali Kota Kupang, Dr. Christian Widodo, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan surat edaran untuk mewajibkan setiap sekolah di Kota Kupang melaksanakan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS minimal tiga kali dalam setahun.

“Kami sudah instruksikan agar Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan bersinergi dalam sosialisasi ini. ASN yang juga orang tua siswa harus dibekali pengetahuan agar bisa membimbing anak-anak mereka di rumah,” kata Christian.

 

Christian menegaskan, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanganan HIV/AIDS. Ia juga berencana mengaktifkan kembali Warga Peduli AIDS (WPA) di 51 kelurahan se-Kota Kupang.

“WPA akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah di tingkat masyarakat untuk mendeteksi kasus baru, memberikan edukasi, dan mengurangi stigma terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS),” pungkasnya.