Sambil Menangis, Ibu Iren Sebut Anggota Batalion Nagekeo Larang Foto dan Video Kondisi Prada Lucky

IMG_20251105_204851

Sambil Menangis, Ibu Iren Sebut Anggota Batalion Nagekeo Larang Foto dan Video Kondisi Prada Lucky

Kupang, klik-infopol.com – Sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky Namo kembali digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (4/11/2025). Agenda sidang kali ini menghadirkan saksi kunci, yakni Ibu Iren, ibu angkat almarhum Prada Lucky, dalam perkara dengan 17 terdakwa anggota Batalion Nagekeo.

Dalam ruang sidang yang penuh haru, Ibu Iren memberikan kesaksian dengan suara bergetar dan air mata menetes saat mengingat kembali peristiwa yang menimpa almarhum. Ia menceritakan bagaimana Prada Lucky sempat melarikan diri ke rumahnya pada 28 Juli 2025 dalam kondisi tubuh penuh luka.

“Saya kaget lihat Lucky sudah di rumah, badannya luka-luka, katanya dipukul dan dicambuk oleh senior,” ungkapnya di hadapan majelis hakim.

Tak lama kemudian, lanjut Ibu Iren, seorang anggota bernama Serda Lalu menghubunginya lewat telepon untuk meminta lokasi rumahnya. “Dia datang pakai motor, lalu disusul senior lain, Yafet dan satu orang lagi. Mereka langsung masuk kamar tempat Lucky istirahat,” ujarnya.

Menurutnya, tidak lama berselang, sekitar sepuluh orang anggota datang beramai-ramai ke rumah untuk menjemput Lucky. “Saya sempat larang mereka bawa Lucky pulang, karena ada yang bilang saya disuruh jaga dia sampai seniornya datang,” ucapnya.

Sebelum Lucky dibawa kembali ke batalion, Ibu Iren sempat memberi makan dan obat pereda nyeri. Ia juga berpesan agar para senior tidak lagi memukul Lucky, mengingat luka-lukanya semakin parah.

Beberapa hari setelah itu, 4 Agustus 2025, Ibu Iren mendapat kabar bahwa Lucky dirawat di RS Airamo. Ia pun datang menjenguk setelah mendapat izin pukul 16.00 WITA. Namun sesampainya di sana pukul 19.00 WITA, ia melihat tiga prajurit berjaga di luar ruang perawatan.

“Saya tunggu setengah jam baru bisa masuk. Saya lihat luka di badan Lucky tambah banyak, beda sekali dengan waktu di rumah,” kata Ibu Iren menahan tangis.

Ketika hendak mengambil foto kondisi Lucky, ia mengaku dilarang oleh anggota Batalion Nagekeo yang berjaga.
“Mereka bilang, ‘Mama boleh masuk, tapi tidak boleh foto, tidak boleh video, karena kami hanya junior, kami jalankan perintah senior,’” tuturnya.

Keesokan harinya, 5 Agustus 2025, Prada Lucky dipindahkan ke ruang ICU dan dipasang ventilator. Ibu Iren tetap setia mendampinginya hingga 6 Agustus, saat Prada Lucky mengembuskan napas terakhirnya.

Kesaksian Ibu Iren memperkuat dugaan adanya tindak kekerasan berulang yang dialami Prada Lucky sebelum meninggal dunia. Sidang berikutnya dijadwalkan menghadirkan saksi tambahan dari pihak medis dan penyidik militer.