Otto Hasibuan Bingung :_ “POLRI DIBENCI, TAPI CALON POLISI JUSTRU MEMBLUDAK DAN RELA BAYAR MAHAL
Otto Hasibuan Bingung :_ “POLRI DIBENCI”, TAPI CALON POLISI JUSTRU MEMBLUDAK DAN RELA BAYAR MAHAL
Klik-infopol. com|Jakarta|—Wamenko Kumham sekaligus anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri, Otto Hasibuan, mengungkap kegelisahannya atas fenomena paradoks di tengah masyarakat: Polri disebut-sebut dibenci, namun minat masyarakat untuk menjadi polisi justru semakin tinggi. Hal itu ia sampaikan usai berdiskusi dengan mantan Kapolri, organisasi keagamaan, hingga purnawirawan Polri di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat.
_Otto menegaskan banyak pihak memberikan masukan bahwa persepsi publik terhadap Polri sedang negatif. Namun ia justru bingung karena fakta di lapangan menunjukkan profesi polisi tetap diburu. “Banyak kebencian orang terhadap Polri,” ujarnya. “Tapi saya berpikir, kenapa orang mengatakan benci kepada polisi, institusi polisi, tetapi semakin banyak pula orang yang pengen jadi polisi? Kan ini menjadi persoalan,” sambungnya._
Ia menyoroti fenomena orang-orang yang rela membayar untuk masuk Akpol maupun Bintara. “Berlomba-lomba orang ingin menjadi Akpol, jadi Bintara, rebutan bayar sana bayar sini. Padahal, yang dimasukinnya itu adalah suatu hal yang dibenci oleh masyarakat,” kata Otto.
_Menurutnya, pertanyaan besar kini adalah soal motivasi orang-orang yang ingin menjadi polisi. Ia mempertanyakan apakah calon-calon itu sejak awal sudah memiliki niat yang tidak baik, atau justru sistem di tubuh Polri membuat mereka menjadi rusak setelah masuk._
_“Pemikiran kita adalah, apakah anak-anak ini… itu pada mulanya sebenarnya masih bersih enggak ke sana itu? Atau setelah dia masuk, maka dia jadi rusak? Atau sebelumnya memang pemikirannya sudah rusak, karena dia ingin masuk polisi itu karena madu yang diiming-iming,” ucapnya._
Otto juga menduga ada kemungkinan pihak luar ikut memengaruhi independensi Polri, termasuk partai politik. Karena itu, ia menilai reformasi Polri tidak bisa hanya menyentuh internal Korps Bhayangkara, tetapi juga lembaga lain yang berkaitan.
“Apakah umpamanya partai politik juga mempengaruhi ketidak-independensi-an daripada Polri ini? Ini salah satu pertanyaan,” kata Otto.
_Ia menegaskan fenomena “dibenci tapi diminati” ini menjadi pekerjaan besar bagi Komisi Percepatan Reformasi Polri._
“Yang sedang kita pikirkan secara deep ya, secara dalam, kenapa dibenci tetapi semakin banyak orang ingin menjadi polisi?” tutupnya.
—
Editor: Andry Bria
Redaksi: Klik-Infopol.com — Suara Rakyat, Fakta & Integritas






