Gubernur Melki Laka Lena Dorong Inovasi Pakan Lokal Berbasis Putak Jadi Role Model Peternakan NTT

Screenshot_20250815-113439

klik-infopol.com- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, didampingi Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Yohanes Oktovianus pada Jumat (15/8) pagi pukul 07.00 WITA menghadiri kegiatan Diseminasi Hasil-Hasil Riset Program Berdikari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Acara bertema “Implementasi Konsentrat Sapi Kaya Pati Berbasis Putak dan Pendekatan Pola Pertanaman Sen sebagai Sumber Pangan, Pakan, dan Benih di NTT” ini dihadiri Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani Kupang), Ketua Persatuan Peternak dan Pengusaha Sapi Indonesia (PEPPSI) NTT, Kepala Desa Merbaun, serta 10 kelompok tani mitra.

Direktur Politani Kupang dalam sambutannya memaparkan bahwa tahun ini pihaknya memperoleh dua mandat penelitian strategis dari Kemendikbudristek, yaitu :
1. Pengembangan pakan konsentrat berbasis bahan baku lokal NTT untuk penggemukan sapi, dengan memanfaatkan putak sebagai sumber karbohidrat dan lamtoro sebagai sumber protein, yang diuji coba di Desa Merbaun.
2. Pendekatan Pola Pertanaman Sen atau Three Sisters Planting, metode tanam “satu lubang tiga tanaman” (jagung, kacang nasi, dan labu) yang diuji coba di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Kolaborasi PEPPSI dan Politani Kupang di Merbaun dinilai strategis dalam memajukan sektor peternakan sapi NTT. Uji coba sejak 13 Mei 2025 dengan 12 ekor sapi menunjukkan peningkatan bobot harian dari 0,7–1,7 kg/ekor menjadi 0,6–2,1 kg/ekor. Jika dikonversikan menjadi pendapatan peternak akibat pertambahan bobot sapi dan waktu pemeliharan, inovasi ini berpotensi menambah pendapatan peternak hingga Rp.33–283 miliar per tahun.

Selain meningkatkan pertumbuhan bobot, pakan lokal juga terbukti mengurangi penyusutan sapi saat pengiriman antar pulau. Konsep kandang penggemukan modern yang diperkenalkan turut meningkatkan efisiensi pemeliharaan.

Sementara itu, uji coba pola Three Sisters di TTU menghasilkan peningkatan produksi jagung dari 2,3 ton menjadi 5,3 ton per hektare, sekaligus menyediakan pakan ternak dan benih.

Gubernur NTT memberikan apresiasi tinggi terhadap hasil riset ini, menyebutnya sebagai role model pengembangan peternakan dan pertanian terintegrasi di NTT.

“Ini adalah hasil diskusi kami di Kantor Gubernur beberapa waktu lalu. Kami ingin memastikan metode ini menjadi contoh dan inspirasi untuk meningkatkan produktivitas peternakan di seluruh NTT. Mari kita kembalikan NTT menjadi Provinsi Ternak, Provinsi Sapi,” tegas Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menyerahkan secara simbolis 10 ekor sapi betina kepada kelompok tani untuk program pembibitan, serta menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Politani Kupang dan PEPPSI.

Acara ditutup dengan optimisme bersama bahwa inovasi pakan lokal dan pola tanam terpadu ini akan memperkuat ketahanan pangan, pakan, dan benih, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat NTT.

Demikian Siaran Pers dibuat untuk dipublikasikan. #AyoBangunNTT

Penulis : Oan Wutun
Foto : Beni Triyono