Keluarga Korban Desak Gubernur Melki Lakalena Nonaktifkan Ketua DPC Golkar Malaka yang Terlibat Kasus Penganiayaan

IMG_20251024_140649

 

Keluarga Korban Desak Gubernur Melki Lakalena Nonaktifkan Ketua DPC Golkar Malaka yang Terlibat Kasus Penganiayaan

 

Klik-Infopol.com – Malaka, 24 Oktober 2025 | 14:19 WIB
Penulis: Andry Bria | Editor: Tim Klik-Infopol.com

Klik-Infopol.com – Malaka.
Keluarga korban penganiayaan, Alfons Leki, mendesak Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur yang juga Gubernur NTT, Melki Lakalena, agar segera menonaktifkan Ketua DPC Golkar Kabupaten Malaka, Adrianus Bria Seran, SH, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Malaka.

Menurut keluarga korban, status hukum yang telah disandang Adrianus Bria Seran harus menjadi perhatian serius partai, terutama dalam menjaga marwah dan citra Golkar sebagai partai besar yang menjunjung tinggi hukum dan etika politik.

> “Statusnya sudah jelas, beliau sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Malaka. Kami mengapresiasi kinerja kepolisian, namun kami juga mendesak Bapak Melki Lakalena agar menonaktifkan Adrianus Bria Seran dari jabatannya,” ujar Alfons Leki mewakili keluarga korban.

Keluarga korban juga menyebut bahwa tindakan tegas perlu diambil agar masyarakat melihat bahwa Partai Golkar dan pemerintah daerah tidak menoleransi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pejabat publik.

> “Kami cinta Bapak Melki Lakalena sebagai pemimpin NTT, tapi kami juga ingin beliau menertibkan bawahannya yang arogan. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, jangan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” tegas keluarga korban.

Diketahui, Adrianus Bria Seran, SH saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Malaka, Ketua DPC Partai Golkar Malaka, sekaligus Ketua PSSI Kabupaten Malaka.
Keluarga korban menilai, sosok dengan posisi strategis seperti Adrianus tidak pantas mempertahankan jabatan publik sementara dirinya sedang menghadapi proses hukum atas dugaan penganiayaan terhadap warga Malaka.

> “Pemimpin tangan besi seperti Adrianus Bria Seran harus segera diberhentikan dari jabatannya,” tutup Alfons dengan nada tegas